Sunday, December 22, 2013

Sabar

Al-Faqih menuturkan dari Abu Ja’far, dari Abu Ya’qub Ishaq bin Abdurrahman al-Qari’, dari Ibrahim bin Ishaq yang menjadi Qadhi di kufah, dari Muhammad bin Ashim, dari Sulaiman bin ‘Amr, dari Mujahid bin al-Hasan, dari Abdurrahman bin Ghanim, dari mu’adz bin Jabal ra, ia berkata, “ketika anakku mati, Rasul saw berkirim surat kepadaku yang bunyinya:

Dari Muhammad saw Rasulullah kepada Mu’adz bin Jabal. Semoga kesejahteraan tetap atasmu, Aku memuji kepada Allah, Dzat yang tidak ada tuhan kecuali Dia, Selanjutnya, Semoga Allah membesarkan pahalamu dan memberi kesabaran kepadamu. Semoga pula Allah mengkaruniakan rasa syukur bagi kami dan kamu.
Selanjutnya, Bahwa jiwa, harta, keluarga anak-anak kita dan harta termasuk pemberian Allah yang menyenangkan dan pinjaman-Nya yang dititipkan, yang bisa kita nikmati dan Allah akan menariknya pada waktu yang telah ditentukan. Kemudian Allah mewajibkan kita bersyukur ketika diberi dan sabar ketika dicoba. Anakmu itu termasuk pemberian Allah yang menyenangkan dan pinjaman-Nya yang dititipkan. Allah telah menyenangkan kamu dengan anakmu itu dan (kini) Allah mengambilnya dengan (balasan) pahala yang besar jika kamu bersabar dan ikhlas.

Oleh karena itu, wahai Mu’adz, jangan sampai duka citamu itu menghapuskan pahalamu, sebab nanti kamu akan menyesal atas pahala yang hilang. Seandainya kini diperlihatkan pahala musibahmu, niscaya kamu akan mengetahui bahwa musibah itu sangat kecil jika dibandingkan dengan pahala itu.

Ketahuilah, bahwa penyesalan itu tidak akanbisa mengembalikan orang yang telah mati dan tidak bisa menghilangkan kesedihan. Maka hilangkanlah duka cita yang kini menimpa kamu, (bayangkanlah) seakan-akan kematian itu terjadi pada dirimu wassalam.

Dari Abu Humaid Abdul Wahab al Asqalani di samarkandi, dari Muhammad bin Ali, dari Al Khuza’i dari Ali bin Humaid, dari Wahb bin Arsyad, dari malik bin Dinar, dari Anas bin Malik ra, bahwa rasulullah saw bersabda:

Barangsiapa yang pagi merasa sedih memikirkian duniawiy, berarti pagi-pagi ia telah membenci Tuhannya. Barangsiapa yang datang waktu pagi mengeluh atas musibah yang menimpa dirinya, berarti ia telah mengeluh kepada Allah ta’ala. Barang siapa yang merendah kepada orang kaya agar mendapatkan kekayaan yang dimilikinya, maka Allah akan menghapus dua pertiga amalnya. Dan barangsipayang diberi (pemahaman tentang) al Quran kemudian ia masuk neraka, maka Allah telah menjaukannya dari rahmat-Nya. (maksudnya, orang yang diberi kefahaman tentang al Quran, namun ia tidak mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya dan meremehkannya sehingga ia masuk neraka, maka Allah menjauhkan dia dari rahmat-Nya)

Wahab bin Munabbih ra berkata:” di dalam taurat aku mendapatkan empat baris kalimat:
  1. Barang siapa yang membaca kitabullah, lalu ia mengira dosa dosanya tidak diampuni maka ia termasuk orang orang yang meremehkan ayat-ayat Allah
  2. Barang siapa mengeluh atas musibah yang menimpa dirinya maka samahalnya ia mengeluh terhadap tuhannya
  3. Barnag siapa yang sedih atas apa yang tidak dicapainya maka ia membenci kepututsan-Nya
  4. Barangsiapa yang merendah terhadap orang kaya karena menginginkan kekayaannya maka hilanglah dua pertiga agamanya

Dari Abu Hurairah ra, meriwayatkan, Rasul saw bersabda:
Barangsiapa ditinggal mati tiga anak, maka ia tidak akan masuk neraka, kecuali hanya melaksanakan sumpah (palsu).

Rasul saw juga bersabda:
Tiada seorang muslim pun yang ditimpa musibah meskipun telah lama kejadiannya, kemudian ia teringat lalu membaca innalillahi wa inna ilaihi raji’uun, melainkan Allah akan memberi pahala baru lagi kepadanya seperti pahala yang diberikan pada saat ia tertimpa musibah”.

Dari hadits-hadits di atas rasanya cukup sebagai modal untuk selalu berlaku sabar dalam menjalani musibah yang menimpa, karena Allah maha tahu apa saja yang terbaik untuk hambanya. Baca juga memahami takdir 

No comments:

Post a Comment