Sunday, October 6, 2013

Perbedaan Mu’min dan beriman

Khutbah id adha 2010
Ceramah: dalam sebuah kajian bahasa mu’min (mu’minun) dan orang yang beriman (yu’minu) adalah satu akar kata yang sama yaitu a-mi-na artinya percaya. Percaya terhadap berita-berita agama yang sudah dan akan terjadi, sekilas nampak sama tetapi keduanya ada perbedaan yang mendasar bahwa beriman dan mu’min mempunyai perbedaan yang sangat mendasar.

Perbedaan mu’min dan beriman terletak dalam suasana kondisi bathin dan profesionalisme spiritual terhadap keimanan. Orang Mu’min bathinnya selalu merasa tersentuh oleh berita ghaib agama dan bergetar jika disebut nama Allah, hatinya diliputi rasa takut terhadap ancaman-Nya dan rasa harapan untuk mendapat kenikmatan kekal dari surga-Nya sehingga melahirkan sikap-sikap dalam kehidupan sebagai prilaku orang beriman, berbeda dengan orang yang beriman saja, ia percaya dengan sepenuh hati tetapi karena tidak mampu melawan nafsunya sehingga hatinya tidak bisa melahirkan rasa takut dan harapan dalam bentuk prilaku secara otomatis kontinyu dari waktu ke waktu. Allah berfirman :


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, “ (al-Anfal: 2)

Ciri orang-orang yang keimanannya bercokol di dalam hatinya berdasarkan ayat di atas adalah bila disebut nama Allah akan gemuruh hatinya diliputi rasa takut dan harapan, selalu terpenuhi khauf dan raja’. Jika di bacakan ayat ayat kebesaran Allah makin membongkah bagai bongkahan gunung menjulang yang makin tinggi dan kokoh rasa kepercayaannya terhadap kuasa Allah. Adapun ciri lainnya adalah sebagaimana dalam lanjutan ayat tersebut: 

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ.
"(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka." (al-Anfal: 3)

Ciri lainnya setelah bermunculan rasa khauf dan raja’ diimplementasikan dengan melaksanakan kewajiban berupa shalat dan memperbanyak pahala melalu rasa syukur dengan cara menginfakkan sebagian dari kemurahan rizki yang telah diterimanya dari Allah, termasuk infak atau kurban, itulah mu'min sejati yang sempurna

أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ......
"Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya…." (al-Anfal: 4)

Secara terjemahan bahasa Indonesia orang mukmin dan orang beriman memang berbeda. Perbedaannya seperti dari kata penceramah dan ceramah, penyanyi dan menyanyi. Penceramah dan penyanyi biasa lebih pada sifat profesionalisme-nya, sedangkan ceramah dan menyanyi adalah suatu kondisi yang bisa dilakukan tetapi tidak kontinyu dan berkesinambungan. Begitu juga perbedaan antara mukmin dan beriman
Semoga kita termasuk orang yang mukmin sempurna yang mendapat julukan al mu’minuuna haq

No comments:

Post a Comment