Sunday, November 3, 2013

Ceramah Akhlak: Manusia dan Kerakusannya

Watak manusia serba kekurangan, bahkan seandainya Gunung Uhud dijadikan emas, tetap saja akan merasa kekurangan. Hal ini bisa dilihat dari cara makannya, dengan cara membandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Semua makhluk Allah diciptakan dengan cara makan mengunakan mulutnya langsung sedangkan manusia makan menggunakan tangannya. Hanya satu hewan yang makannya hampir sama yaitu monyet, makanya watak kekurangannya juga hampir sama. Bila ada pisang kita lempar, pasti di tangkap, jika sebelum habis kita lemparkan lagi, maka akan di tangkap dengan tangan satunya lagi, begitulah seterusnya.

Akhir-akhir Oktober 2013 ini, kita saksikan kabar di televisi ada seorang hakim yang menerima suap, padahal honornya sudah besar, makannya juga hanya satu piring saja, tetapi masih saja sudi menerima uang suap, padahal dengan uang suap tersebut menjadikan dirinya sebagai orang yang hina. Yang merusak sebenarnya bukanlah kebutuhannya, tetapi yang merusak adalah watak rakusnya.

Jika mau merenung sejenak, manusia yang tingginya tak seberapa itu, secara lahiriyah tak mungkin menghabiskan uang milyaran rupiah, tetapi sayang sekali syahwat kerakusannya yang menjadikan berapapun yang dimiliki masih tetap merasa kekurangan. Mungkin perbuatan itu sudah tidak layak disebuat sebagai orang mu'min (barangkali)

Semoga hal ini menjadi renungan tersendiri bagi kita semua, dan tidak bertindak rakus, karena rakus sejatinya bukanlah watak manusia aslinya.

No comments:

Post a Comment